Saturday, August 30, 2014

Mengenal Lebih Jauh Tentang Resistor

Apa itu Resistor?

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan / hambatan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan Hukum Ohm.
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari resistor.
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar. :W

Apa Saja Fungsi Resistor?

Fusngsi utama Resistor adalah sebagai penahan arus sementara, pembatas dan atau pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Selain itu, Resistor juga merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif. Komponen pasif artinya, komponen tersebut tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Paham? :yaya:

Apa Saja Jenis-Jenis Resistor?

Resistor saat ini hanya terdapat 2 jenis, yaitu Fixed Resistor (Resistor Tetap) dan Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap). Dari dua jenis resistor tersebut di bagi lagi menjadi beberapa bagian. Simak penjelasannya berikut ini =D :
  1. Fixed Resistor (Resistor Tetap)

    Adalah jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Yang termasuk kedalam jenis Resistor Tetap adalah :
    1. Resistor Kawat
      [Image :Resistor Kawat]
      Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.
    2. Resistor Batang Karbon (Arang)
      {Image : Resistor Batang Karbon (Arang)]
      Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
    3. Resistor Keramik
      [Image : Resistor Keramik]
      Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
    4. Resistor Film Karbon
      {Image : Resistor Film Karbon]
      Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
    5. Resistor Film Metal
      [Image : Resistor Film Metal]
      Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor film metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur.
  2. Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap)

    Adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi berubah-ubah secara langsung dengan cara memutar atupun menggeser tuas yang ada. Jenis Resistor Tidak Tetap antara lain :
    1. Potensiometer
      [Image : Potensiometer]
      Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A” maka potensiometer tersebut bersifat linier.
    2. Trimpot
      [Image : Trimpot]
      Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer, hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.
    3. NTC dan PTC
      [Image : PTC dan NTC]
      NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling sering digunakan sebagai sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.
    4. VDR (Voltage Dependent Resistor)
      [Image : VDR]
      VDR (Voltage Dependent Resistor) adalah semikonduktor yang secara prinsip sebagai penggabungan secara anti pararel dari hubungan seri PN Junction. Ketika sebuah tegangan variabel DC disambungkan ke VDR (Voltage Dependent Resistor) tanpa memperhatikan polaritas, arus mengalir menyebabkan tegangan diseluruh PN Junction yang terhubung seri. Oleh karena itu, VDR (Voltage Dependent Resistor) mempunyai tahanan tinggi saat tegangan rendah dan bertahanan rendah saat tegangan tinggi.
    5. LDR (Light Dependent Resistor)
      [Image : LDR]
      LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya pada lampu taman.

Symbol-Symbol Resistor

Untuk symbol dari resistor itu sendiri berbeda-beda, namun untuk symbol dari Fixed Resistor (Resistor Tetap) ternyata semua jenisnya memiliki symbol yang sama. Perbedaan symbol resistor terjadi pada jenis Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap). Untuk mengetahui symbol-symbol resistor, silahkan lihat gambar dibawah ini :) :
[Image : Symbol-Symbol Resistror]

Cara Mengidentifikasi Nilai Resistor Tetap

Masih mau lanjut? :D Baiklah, setelah ini saya akan menjelaskan tentang cara mengetahui / mengidentifikasi nilai dari resistor tetap berdasarkan kode-kodenya. Perlu diketahui bahwa resistor tetap memiliki 2 kode yaitu kode warna dan kode angka. Disini akan saya jelaskan satu demi satu.
  1. Kode Warna
    Resistor yang nilainya berdasarkan dengan kode warna biasanya memiliki 4 sampai 6 pita. Masing-masing pita menunjukkan variabel tertentu yang sifatnya tetap. Sedangkan masing-masing dari warna pita menunjukkan nilai dari variabel tersebut yang juga bersifat tetap. Berikut tabel nilai dari masing-masing warna (Tabel berlaku untuk system pengkodean 4 dan 5 pita, untuk system pengkodean 6 pita dapat menyesuaikan) :
    Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga (pengali) Pita keempat (toleransi) Pita kelima (koefisien suhu)
    Hitam 0 0 × 100
    Cokelat 1 1 × 101 ± 1% (F) 100 ppm
    Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
    Jingga (oranye) 3 3 × 103 15 ppm
    Kuning 4 4 × 104 25 ppm
    Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
    Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
    Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
    Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
    Putih 9 9 × 109
    Emas × 10-1 ± 5% (J)
    Perak × 10-2 ± 10% (K)
    Kosong ± 20% (M)
    Terdapat 3 jenis system pengkodean warna, yaitu :
    1. System 4 Pita
      [Image : System 4 Pita]
      Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi.
    2. System 5 Pita
      [Image : System 5 Pita]
      Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi, dan pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu.
    3. System 6 Pita
      [Image : System 6 Pita]
      Tiga pita pertama merupakan informasi tiga digit harga resistansi, pita keempat merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita kelima merupakan toleransi harga resistansi, dan pita keenam yang menunjukkan koefisien suhu.
  2. Kode Angka
    Resistor yang menggunakan kode angka biasanya permukaannya dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Berikut penjelasan dari System Kode Angka ini :
    1. Kode Angka Tiga Digit
      Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol), contoh : penulisan kode 222 untuk resistor bernilai 2200Ω = 2.2 kΩ, sedangkan kode 443 untuk resistor bernilai 44000Ω = 44 KΩ.
      Jika resistor tersebut nilainya kurang dari 100Ω digit ketiga bernilai 0 (nol), contok : penulisan kode 100 untuk resistor bernilai 10Ω, sedangkan kode 270 untuk resistor bernilai 27Ω.
      Jika resistor tersebut nilainya kurang dari 10Ω menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal, contoh : penulisan kode 0R22 untuk resistor bernilai 0.22Ω sedangkan kode 4R7 untuk resistor bernilai 4.7Ω.
    2. Kode Angka Empat Digit
      Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali, contoh : penulisan kode 4992 untuk resistor dengan nilai 49900Ω = 49.9 KΩ, sedangkan kode 1001 untuk resistor dengan nilai 1000Ω = 1 KΩ
Bagaimana? Sudah lebih paham atau belum? Atau malah jadi bingung? :D Sekian dulu yang dapat saya sampaikan jika ada kekurangan dan pertanyaan dapat disampaikan dikolom komentar yang sudah saya sediakan. Bila ada kesalahan saya mohon koreksi Anda dan saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Terimakasih dan Salam Blogger Indonesia! :)

Blogger, Designer, Future Programmer.

► Gunakanlah akun terdaftar untuk berkomentar.
► Berkomentarlah yang Relevan, Santun dan Bijaksana.
► Dilarang menggunakan (link) aktif / hidup!.
► Tambahkan satu spasi didepan kode emo dan gunakan kode emo standar untuk menyisipkan emo.

Khusus untuk membalas komentar, disarankan menggunakan tombol Balas di samping komentar terkait, agar komunikasi lebih terstruktur. Karena mungkin, apa yang Anda tanyakan/katakan saat ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca lain.
EmoticonEmoticon